Singapura, 13 Juni 2025 – Maskapai penerbangan berbiaya rendah Jetstar Asia, yang berbasis di Singapura, secara resmi mengumumkan bahwa mereka akan menghentikan seluruh operasionalnya pada akhir Juli 2025. Keputusan ini menandai berakhirnya lebih dari dua dekade kiprah maskapai ini di langit Asia Tenggara.

Dalam pernyataan resmi yang dirilis Jumat pagi, Jetstar Asia menyebutkan bahwa langkah penutupan ini diambil sebagai bagian dari restrukturisasi strategis yang dilakukan oleh grup induk Jetstar dan Qantas Group. Pandemi COVID-19 yang sempat menghantam sektor aviasi global serta persaingan ketat di pasar regional disebut sebagai faktor utama di balik keputusan ini.

Dampak Penutupan

Jetstar Asia saat ini mengoperasikan penerbangan ke lebih dari 20 destinasi di Asia, termasuk Jakarta, Kuala Lumpur, Bangkok, Manila, dan Tokyo. Penutupan maskapai ini diperkirakan akan berdampak pada lebih dari 800 karyawan serta ribuan penumpang yang telah memesan tiket untuk perjalanan setelah Juli 2025.

Manajemen Jetstar Asia memastikan bahwa semua penumpang yang terdampak akan menerima pengembalian dana penuh atau ditawarkan pengaturan ulang penerbangan melalui mitra penerbangan lainnya.

Pernyataan Resmi

CEO Jetstar Asia, Barathan Pasupathi, menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh pelanggan dan karyawan atas dukungan selama ini. “Ini adalah keputusan yang sangat sulit. Kami bangga telah menjadi bagian dari pertumbuhan konektivitas udara di Asia selama lebih dari 20 tahun,” ujarnya.

Reaksi Publik dan Industri

Berita ini mengejutkan banyak pihak di industri aviasi, terutama karena Jetstar Asia dikenal sebagai salah satu pionir dalam model maskapai low-cost di Asia Tenggara. Banyak pelancong yang mengandalkan Jetstar untuk penerbangan singkat antarnegara dengan harga terjangkau.

Pakar penerbangan menyebut bahwa konsolidasi industri tampaknya tidak terelakkan, terutama di tengah tekanan ekonomi dan biaya operasional yang terus meningkat.