Fakta-fakta Pestapora 2025

Article cover

Senin, 08 September 2025, 17:02

Penulis : Minvest

JAKARTA – Pelaksanaan Pestapora 2025 yang digelar di Gambir Expo & Hall 2 JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, pada 5–7 September 2025, dipenuhi drama sejak persiapan hingga hari pelaksanaan. Festival musik tahunan besutan Boss Creator itu harus berhadapan dengan penyesuaian jadwal hingga mundurnya puluhan band dari panggung.

Jam Pertunjukan Dimajukan 6 Jam

Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, Pestapora kali ini dimulai pukul 08.00 WIB hingga 20.00 WIB, bukan 14.00–01.00 WIB seperti biasanya. Keputusan ini diambil Festival Director Rizky Aulia Ucup alias Kiki Ucup karena mempertimbangkan faktor keamanan. Lokasi festival hanya berjarak sekitar 6,2 km dari markas Brimob Kwitang, yang kini dikategorikan zona merah akibat situasi politik yang memanas.

“Harapannya perubahan ini bisa memberikan rasa aman dan nyaman untuk kalian tetap bisa hadir di Pestapora,” kata Kiki Ucup tiga hari sebelum acara dimulai.

Meski demikian, keputusan tersebut sempat menuai reaksi kocak dari penonton di media sosial. Ada yang menyamakan Pestapora dengan acara musik pagi Inbox lantaran jadwal dimulai sejak pukul 8 pagi.

Salat Jumat dengan Imam Rhoma Irama

Pada hari pertama yang bertepatan dengan Maulid Nabi, antrean penukaran tiket sudah mengular sejak subuh. Suasana pagi festival pun dihiasi pedagang bubur ayam dan nasi uduk yang laris manis.

Keunikan lain terjadi ketika salat Jumat digelar di area acara. Penonton pria datang lengkap membawa sajadah, kopiah, dan sarung. Imam sekaligus khatib salat Jumat adalah Raja Dangdut Rhoma Irama, sementara muazinnya adalah Fauzan dari band Sisitipsi. Momen ini menjadi sorotan warganet karena dianggap langka: festival musik sekaligus menggelar salat Jumat berjamaah.

Puluhan Band Mundur karena Isu Freeport

Euforia hari pertama langsung meredup saat muncul kabar adanya kerja sama Pestapora dengan PT Freeport Indonesia. Puluhan musisi menyatakan mundur, di antaranya Sukatani, The Jeblogs, Banda Neira, Bilal Indrajaya, .Feast, Hindia, Navicula, Kelelawar Malam, hingga The Panturas.

“Kami ingin sikap dan perbuatan kami sehari-hari sesuai dengan apa yang kami lantangkan di panggung,” tulis Banda Neira.

Hindia yang sempat tampil di hari pertama juga membatalkan jadwalnya di hari kedua. Sementara Rebellion Rose memilih tetap naik panggung, namun mengembalikan honor kepada panitia dan turun untuk bernyanyi secara unplugged bersama penonton.

Pihak PT Freeport Indonesia enggan memberikan pernyataan. Sementara itu, Kiki Ucup meminta maaf dan menegaskan pihaknya telah membatalkan kontrak kerja sama. “Kami memastikan tak ada sepeser pun aliran dana yang kami terima dari PT Freeport Indonesia,” ujarnya di akun Instagram resmi Pestapora.

Musisi yang Memilih Tetap Tampil

Banyak juga musisi yang akhirnya juga tetap tampil seperti Barasuara dan Kunto Aji, namun memilih mendonasikan fee manggung mereka untuk kelestarian lingkungan. Nadin Amizah yang sempat dilema juga memutuskan tampil, sembari mengingatkan agar festival musik mulai berani berjalan tanpa dukungan sponsor besar.

“Kalau memang harganya acara menjadi lebih kecil, bagaimana kalau kita sebagai manusia membutuhkan ruang yang kecil, yang lebih terkoneksi dengan musik tanpa ada bisnis yang terlalu raksasa,” ucap Nadin.

The Adams berikan alasan Gak Batal Manggung dan Tetap Hadir ke Pestapora 2025

Saleh Husein yang akrab dipanggil "Ale" menyatakan dengan tegas bahwa mereka sudah mengembalikan fee yang diterima. Selain itu, ia juga menyebutkan bahwa mereka akan menanggung semua penalti yang mungkin muncul sebagai konsekuensi dari pengembalian tersebut.

Ale juga menjelaskan kepada para penonton untuk tidak mudah dipecah belah secara horizontal. Ia menekankan bahwa dalam industri musik, musisi, penyelenggara, dan penonton seharusnya bekerja sama, bukan saling bermusuhan. Pernyataan itu merujuk pada spekulasi dan perpecahan yang terjadi di media sosial terkait isu tersebut. Namun tentunya Ale nggak menyalahkan para musisi yang memilih membatalkan penampilan.

Drama perubahan jadwal hingga polemik sponsor membuat Pestapora 2025 menjadi salah satu festival musik paling penuh warna dalam sejarahnya. Meski demikian, antusiasme penonton tetap tinggi, membuktikan posisi Pestapora sebagai salah satu festival musik terbesar di Indonesia yang selalu menyimpan cerita unik tiap tahunnya.

Berita Terbaru
Berikan Rating
Masukkan Komentar