Senin, 26 Mei 2025, 12:53
Penulis : Minvest
Jakarta, 26 Mei 2025 - PT Shell Indonesia resmi mengumumkan pengalihan kepemilikan seluruh bisnis Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Indonesia kepada perusahaan patungan baru yang dibentuk oleh Citadel Pacific Limited dan Sefas Group. Transaksi ini mencakup sekitar 200 SPBU Shell yang tersebar di seluruh Indonesia serta satu terminal penyimpanan bahan bakar di Gresik, Jawa Timur.
Detail Transaksi dan Strategi Shell
Pengalihan kepemilikan ini merupakan bagian dari strategi Shell untuk mentransformasi portofolionya secara global. Meskipun melepas bisnis SPBU, Shell tetap mempertahankan bisnis pelumasnya di Indonesia, termasuk pabrik pelumas dengan kapasitas 300 juta liter per tahun dan pembangunan fasilitas produksi gemuk di Marunda.
Setelah proses pengalihan selesai, merek Shell akan tetap hadir di Indonesia melalui perjanjian lisensi merek. Shell akan terus memasok bahan bakar ke SPBU-SPBU tersebut, memastikan bahwa pelanggan tetap mendapatkan produk BBM berkualitas tinggi.
Profil Pemilik Baru
Citadel Pacific Limited (CPL): Perusahaan swasta asal Filipina yang dimiliki oleh keluarga Delgado. CPL memiliki portofolio bisnis yang beragam, termasuk layanan penerbangan, telekomunikasi, distribusi gas dan bahan bakar, serta properti komersial. CPL juga merupakan pemegang lisensi merek Shell di wilayah seperti Guam, Saipan, Republik Palau, Makau, dan Hong Kong.
Sefas Group: Perusahaan Indonesia yang didirikan pada tahun 1997 dan dikenal sebagai distributor pelumas Shell terbesar di Indonesia. Sefas memiliki lebih dari 20 kantor dan gudang di seluruh negeri serta telah memperluas bisnisnya ke sektor kimia otomotif dan distribusi pelumas kelautan.
Dampak dan Keberlanjutan Operasional
Vice President Corporate Relations Shell Indonesia, Susi Hutapea, menegaskan bahwa operasional SPBU Shell akan berjalan normal hingga proses pengalihan kepemilikan selesai, yang diharapkan terjadi pada tahun depan. Setelah itu, merek Shell akan tetap digunakan melalui perjanjian lisensi merek, dan produk BBM akan dipasok oleh Shell, memastikan kontinuitas layanan kepada pelanggan.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menyatakan bahwa pengalihan kepemilikan ini tidak akan mempengaruhi investasi hilir migas di dalam negeri, karena Shell tetap melanjutkan operasionalnya melalui model lisensi merek.
Langkah ini mencerminkan strategi Shell untuk fokus pada bisnis inti yang memiliki pertumbuhan tinggi, seperti pelumas dan bahan bakar rendah karbon, sambil tetap mempertahankan kehadiran merek yang kuat di pasar Indonesia.