Rabu, 24 September 2025, 11:22
Penulis : Minvest
Dalam dunia bisnis yang dinamis dan penuh gejolak, keberhasilan tidak hanya diukur dari keuntungan, tetapi juga dari ketahanan dan visi yang kuat. Hal ini sangat terasa di industri pariwisata, sebuah sektor yang paling terdampak oleh krisis global. Episode podcast "PiCast Ngopi Manis" membawa kita pada perjalanan inspiratif seorang backpackers yang kini menjadi pemimpin perusahaan, Fikri Bagus, CEO dan pemilik Smartway Indonesia. Kisahnya adalah bukti nyata bahwa hasrat pribadi yang tulus dapat menjadi fondasi kokoh untuk sebuah bisnis yang sukses.
Fikri Bagus tidak memulai kariernya di bidang pariwisata. Ia pertama kali menapakkan kaki di dunia profesional sebagai sales mobil untuk merek premium, sebuah pengalaman yang memberinya bekal berharga dalam strategi penjualan, pemasaran, dan interaksi dengan pelanggan. Namun, jauh di lubuk hatinya, semangatnya yang sesungguhnya adalah berkelana.
Saat masih menempuh pendidikan tinggi, Fikri mendirikan komunitas backpacker terbesar di Malang, sebuah inisiatif yang lahir dari kepeduliannya. Ia melihat bahwa banyak orang berpikir kegiatan jalan-jalan hanyalah untuk kaum berada, sebuah pandangan yang ia ingin ubah. Melalui komunitasnya, ia menunjukkan bahwa petualangan bisa dilakukan oleh siapa saja, dengan anggaran terbatas. Pengalaman ini mengukuhkan keyakinannya bahwa ia memiliki misi untuk memperkenalkan keindahan tersembunyi Indonesia kepada lebih banyak orang. Ini bukan lagi sekadar hobi, melainkan tanggung jawab pribadi yang kelak menjadi cikal bakal perusahaannya.
Nama Smartway Indonesia bukanlah kebetulan. Nama itu lahir dari sebuah tantangan, ketika Fikri menyadari bahwa ia harus memformalkan passion-nya ke dalam sebuah entitas bisnis yang serius. Ia ingin menciptakan sebuah perusahaan yang menawarkan "cara cerdas" bagi wisatawan untuk bepergian. Filosofi ini sangat relevan, terutama bagi turis asing yang seringkali tidak akrab dengan rute perjalanan atau budaya lokal.
Keputusan untuk menyertakan kata "Indonesia" di akhir nama adalah sebuah langkah strategis yang menunjukkan visi besar. Fikri tidak hanya ingin mempromosikan destinasi populer seperti Bromo atau Borobudur, tetapi juga ingin memajukan pariwisata Indonesia secara keseluruhan. Mereknya menjadi perpanjangan dari semangat nasionalisme yang berfokus pada potensi kekayaan alam dan budaya bangsa.
Tantangan terbesar Smartway datang pada tahun 2020. Fikri menceritakan bahwa perusahaannya mengalami nol penjualan dari bulan Maret hingga Oktober, sebuah pukulan telak yang membuat banyak bisnis pariwisata lainnya gulung tikar. Namun, alih-alih menyerah, Fikri memilih untuk menjadikan krisis ini sebagai momentum perbaikan.
Ia dan timnya memanfaatkan waktu luang tersebut untuk berbenah secara internal. Mereka memperbaiki sistem operasional, merancang paket tur baru yang lebih inovatif, dan menjalin kolaborasi strategis dengan fotografer serta pelaku bisnis lokal lainnya. Langkah proaktif ini tidak hanya menjaga semangat tim, tetapi juga menciptakan nilai tambah yang unik bagi pelanggan. Berkat kegigihan dan inovasi ini, Smartway berhasil bertahan dan kembali bangkit saat industri mulai pulih. Ini adalah bukti bahwa ketahanan bisnis sering kali berasal dari visi jangka panjang, bukan hanya keuntungan sesaat.
Melihat ke depan, Fikri Bagus memprediksi bahwa teknologi akan menjadi tantangan utama bagi industri pariwisata. Ia menekankan pentingnya beradaptasi dan merangkul kemajuan digital. Namun, ia juga berpesan bahwa ada satu hal yang tidak akan pernah bisa digantikan oleh teknologi, yaitu pelayanan prima dan sentuhan manusia.
Sebagai penutup, Fikri memberikan nasihat berharga bagi para calon pengusaha, "lakukan saja". Ia percaya bahwa langkah pertama adalah yang paling penting. Bagi mereka yang bisnisnya sedang terpuruk, ia mengingatkan untuk selalu berbenah, baik secara internal maupun eksternal, dan tidak pernah berpuas diri dengan pencapaian yang sudah ada. Kisah Fikri Bagus adalah pengingat bahwa di balik setiap bisnis yang sukses, ada gairah, ketekunan, dan keberanian untuk mengubah tantangan menjadi peluang.