Merajut Untung, Menyelamatkan Hutan Bambu

Article cover

Selasa, 07 Oktober 2025, 15:01

Penulis : Minvest

Inspiration

Dalam episode spesial "Ngopi Manis" (Ngobrol Pintar Masalah Bisnis) di kanal Pinvest Indonesia, hadir Mega Puspita, Co-founder Studio Dapur. Pada kesempatan ini Mega memaparkan perjalanan transformatif bisnisnya yang menjadikan bambu lokal sebagai fondasi utama untuk mencapai profitabilitas sekaligus memberikan dampak sosial-lingkungan yang nyata. Diskusi ini menyajikan pelajaran berharga bagi para pelaku UMKM, terutama tentang bagaimana social entrepreneurship menjadi model bisnis yang relevan dan berkelanjutan.

Visi Lestari dari Proyek Desain

Kisah Studio Dapur berawal dari sebuah tugas kuliah dan pengalaman magang Mega Puspita di sebuah desa pengrajin bambu di Temanggung. Ia menemukan bahwa bambu adalah material yang luar biasa memiliki estetika yang bagus, nilai lingkungan yang tinggi, dan dampak sosial yang positif. Namun, ia juga melihat adanya ancaman serius: pengrajin bambu mulai langka, didominasi oleh generasi sepuh, dan aktivitas ini menurun drastis.

Menurunnya aktivitas kerajinan ini berdampak pada lingkungan. Banyak kebun bambu yang hilang karena dialihfungsikan menjadi perumahan. Padahal, kebun bambu memiliki fungsi vital bagi kelestarian desa, seperti menjaga udara, tanah, dan melindungi dari longsor.

Studio Dapur hadir dengan visi untuk mengatasi masalah ini: menjaga kelestarian kebun bambu dan aktivitas kerajinan bambu melalui bisnis. Dengan meningkatkan permintaan terhadap produk bambu berkualitas tinggi, mereka secara langsung menciptakan rantai ekonomi yang membuat pengrajin dan petani bambu tetap eksis, dan kebun bambu tetap terjaga. Mega, yang merupakan lulusan desain produk, berkolaborasi dengan dua co-founder lainnya yang juga berlatar belakang desain untuk menghasilkan desain produk yang relevan dengan kebutuhan pasar.

Saat ini, Studio Dapur bekerja sama dengan pengrajin di Desa Padakembang, Singaparna. Mereka sangat mengedepankan kualitas anyaman, bahkan meregenerasi keahlian dari master artisan mereka, Pak Toto, yang telah berpengalaman lebih dari 30 tahun.

Mega Puspita menjelaskan bahwa Social Entrepreneurship adalah irisan antara People (Masyarakat), Planet (Lingkungan), dan Profit (Keuntungan). Dalam model bisnis ini, mereka harus menjalankan kegiatan bisnis sambil menjadi solusi bagi permasalahan sosial atau lingkungan yang ada.

Mega memilih jalur bisnis sosial karena ingin menjalani hidup yang "lebih praktis", di mana ia bisa mencari rezeki sekaligus berdaya bersama masyarakat dan hidup lestari. Ia meyakini bahwa manusia bukan pemeran utama di bumi ini, sehingga kita harus hidup berdampingan dengan semua makhluk dan alam.

Sony Agustiawan menambahkan bahwa dalam berbisnis, mengambil keputusan tanpa riset akan membuahkan idealisme yang berisiko membuat produk menjadi "barang seni" yang hanya bisa dinikmati sedikit orang, bukan "produk konsumsi" yang dapat dijangkau pasar luas. Studio Dapur membuktikan bahwa mereka melakukan riset pasar yang tepat dan prinsip bisnis sosial ini justru menguntungkan, karena konsumen kini lebih melirik bisnis yang memiliki dampak positif. Namun, Mega memperingatkan bahwa bisnis sosial harus dijalankan dengan komitmen, bukan sekadar greenwashing (pencitraan ramah lingkungan) demi menarik perhatian konsumen.

Seperti bisnis lainnya, Studio Dapur juga diuji, terutama saat pandemi COVID-19. Pada awal tahun 2020, penjualan mereka turun drastis. Untuk survive, mereka harus beradaptasi dengan cepat, bahkan sempat menjual madu lokal dalam keranjang bambu karena produk tersebut yang paling dibutuhkan orang saat itu. Beruntung, pada pertengahan tahun 2020, pola konsumsi masyarakat yang mulai menghias rumah karena banyak menghabiskan waktu di rumah (tren home decor) berdampak baik pada penjualan Studio Dapur.

Di sisi operasional, Mega mengakui bahwa tantangan terbesarnya adalah mengatasi keterbatasan ilmu bisnis (strategi, keuangan, pengelolaan orang) yang tidak didapatkannya di bangku kuliah desain. Solusinya adalah kemauan untuk terus belajar dengan mengikuti berbagai program inkubator.

Kunci lain keberhasilan Studio Dapur adalah keberadaan partner. Mega bercerita, kegagalan bisnis hijab sebelumnya disebabkan karena ia bekerja sendirian. Di Studio Dapur, ia dan kedua partnernya memiliki value dan tujuan yang sama, membuat mereka Solid. Komunikasi menjadi hal yang paling penting, terutama dalam menghadapi tantangan pribadi, seperti ketika Mega harus berjuang saat ibunya meninggal, di mana partnernya dapat saling backup.

Menang Melawan Kompetitor Global

Berbicara tentang persaingan global, Studio Dapur harus berhadapan dengan Tiongkok, yang merupakan produsen bambu terbesar di dunia. Namun, Mega tidak menjadikan Tiongkok sebagai kompetitor langsung. Mereka memilih strategi pendekatan yang berbeda.

Keunggulan daya saing Studio Dapur adalah:

  1. Dampak Lingkungan dan Carbon Footprint: Mega mempertanyakan impor produk bambu dari China, yang tidak ramah lingkungan karena menghasilkan jejak karbon yang besar saat pengiriman. Ia percaya masyarakat lokal sebaiknya memproduksi dan memakai kerajinan bambu dari Indonesia sendiri.
  2. Kualitas Handmade dan Cerita Pemberdayaan: Studio Dapur menguatkan story tentang pemberdayaan masyarakat, desain unik, dan hasil produk yang dibuat secara handmade. Produk-produk mereka yang banyak menggunakan teknik anyaman menarik perhatian pasar Eropa, yang menghargai nilai handicraft dan dampaknya terhadap pelestarian lingkungan di sekitar wilayah produksi.

Strategi ini berhasil membawa produk-produk mereka ke kancah internasional. Setelah beberapa kali pameran di ajang International Expo seperti di Frankfurt dan New York, Studio Dapur berhasil memiliki distributor eksklusif di Korea. Kerjasama ini membuktikan bahwa produk lokal dengan visi yang kuat mampu menembus batas negara.

Ke depannya, Studio Dapur berencana untuk memperkuat ikatan dan relasi dengan customer mereka (aktivitas brand engagement), serta mencoba eksplorasi material dan daerah baru untuk menjalankan misi bisnis sosial yang sama. Studio Dapur menjadi inspirasi nyata bahwa bisnis yang mengedepankan hati dan komitmen pada lingkungan dapat mencapai sukses dan keberlanjutan.

Watch di Channel Youtube Pinvest

Figur Lainnya
Berikan Rating
Masukkan Komentar